Minggu, 16 Januari 2011

hadist tentang tahlil,,,

kasi masukan ttg tahlil
Imam Ahmad bin Hanbal ra. Berkata dalam kitab Al-Zuhd, sebagaimana yang dikutip oleh Imam Suyuthi dalam kitab Al-Hawi li Al-Fatawi : Imam Thawus berkata: Seorang yang mati akan beroleh ujian dari Allah dalam kuburnya selama 7 hari. Untuk itu, sebaiknya mereka (yang masih hidup) mengadakan jamuan makan (sedekah) untuknya selama hari-hari tersebut. Sahabat Ubaid ibn Umair berkata: “Seorang mukmin dan seorang munafiq sama-sama akan mengalami ujian dalam kubur. Bagi seorang mukmin akan memperoleh ujian selam 7 hari, sedang seorang munafiq selama 40 hari di waktu pagi.” (Al Hawi lil Fatawi as Suyuti, Juz II hal 178) Imam As-Suyuthi berkata : “ Kebiasaan memberikan sedekah makanan selama tujuh hari merupakan kebiasaan yang tetap berlaku hingga sekarang (zaman Imam Suyuthi, sekitar abad IX Hijriyah) di Makkah dan Madinah. Yang jelas, kebiasaan itu tidak pernah ditinggalkan sejak masa sahabat Nabi SAW sampai sekarang ini, dan tradisi itu diambil dari ulama salaf sejak generasi pertama (masa sahabat SAW)” (Al-Hawi li Al-Fatawi, juz II, hal 194) Kemudian, peringatan demi peringatan itu menjadi tradisi yang seakan diharuskan, terutama setelah mencapai 40 hari, 100 hari, setahun (haul), dan 1000 hari. Semua itu berangkat dari keinginan untuk menghibur pada keluarga yang ditinggalkan sekaligus ingin mengambil iktibar bahwa kita juga akan menyusul (mati) di kemudian hari. Kata “haul” tersebut diambil dari sebuah ungkapan yang berasal dari hadist Nabi SAW : “’Anil waqidi qoola: kaanan nabiy shollalloohu ‘alaihi wa sallam ya zuuru syuhada-a bi uhudin fii kulli haulin, wa idzaa balaghos sa’ba ro fa’a shoutahu fayaquulu : “Salaamun ‘alaikum bimaa shobartum fani’ma ‘uqbad daari, tsumma Abu Bakrin rodiyallahu anhu kulla haulin yaf’alu mitsla dzalika, tsumma ‘Umarubnul khotob tsumma ‘Utsmanub nu ‘Affaana rodhiyallahu ‘anhuma. “Dari Al-Waqidi Rasulullah SAW setiap haul (setahun sekali) berziarah ke makam para syuhada’ perang Uhud. Ketika Nabi SAW sampai di suatu tempat bernama Sya’b, beliau mengeraskan suaranya dan berseru : “Salaamun ‘alaikum bimaa shobartum fani’ma ‘uqbad daari ” adapun dalil tentang sampainya pahala pada orang meninggal ataupun untuk mendo’akan orang lain silahkan baca surah Muhammad 19, Al Mukmin ayat 7 – 9, an-Nuh 28, Ibrahim ayat 40-41, Al-Hasyr 10

Tidak ada komentar:

Posting Komentar